Senin, 07 April 2014

ANALISIS COMMON SIZE



Analisa Common Size

Definisi Analisa common-size

Analisis common-size adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari elemen yang lain pada laporan keuangan yang sama.

ü  Merupakan Analisis Vertikal
ü  -Analisis ini dilakukan dengan cara merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi persentase berdasarkan angka tertentu.
ü  - Untuk angka-angka yang ada di neraca , common base (angka dasar) nya adalah total aktiva
ü   Dalam hal ini total aktiva di anggap memiliki angka dasar 100%
ü   Sedangkan untuk laporan laba rugi, maka penjualan di gunakan sebagai angka dasar yang bernilai 100%
- Penyajian dlam bentuk common size akan mempermudah pembaca menganalisis laporan keuangan dengan memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan laba rugi.

Tujuan analisis common-size adalah untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.
2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.

•ANALISIS COMMON-SIZE
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan  (operasi, investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sbb:
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan

Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.

Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga / diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.

Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.

Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap - tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.

         Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.

Tabel : Neraca PT. Ulung

Analisa perbandingan dengan Common Size

PT. Ulung
Neraca
Per 31 desember 2001, dengan perbandingan th 2000 ( ribuan rupiah )


Aktiva Common Size ( %)
Aktiva Lancar                         Des 2001        Des 2000                 2001                2000
Kas                              `           23.500            19.800                       2                      1,8
Surat – surat berharga               50.500            45.000                     4,4                       4
Piutang dagang                        100.550            90.000                      8,7                      8
Persediaan       `                       215.000           210.500                   18,5                 18,9
Biaya di bayar di muka               10.500             23.400                    0,9                    2,1
Total aktiva lancar                   400.050           388.700                     34,5                 34,8
Aktiva Tetap
Tanah                                      205.500           210.000                   17,7                 18,8
Bangunan                                159.500           146.800                   13,8                 13,2
Inventaris kantor                       19.000              16.500                     1,6                   1,5
Mesin dan peralatan                490.000           454.500                   42,3                 40,7
Akumulasi penyusutan            (115.000)         (100.800)               ( 9,9 )               ( 9 )
Total aktiva tetap                    759.000           727.000                   65,5                65,2
Total aktiva                          1.159.050        1.115.700                   100                  100

Hutang dan Modal sendiri
Hutang lancar
Hutang dagang                         80.000            65.600                       6,9                   5,9
Hutang gaji                              45.500             45.900                       3,9                   4,1
Hutang wesel                          158.000           121.500                     13,7                 10,9
Hutang bank jk. Pendek            80.000             78.500                       6,9                   7
Total hutang lancar                  363.500           311.500                     31,4                 27,9
Total hutang jangka panjang    215.670           221.000                     18,6                 19,8
Total hutang                           579.170           532.500                     50                    47,7

Modal Sendiri
Modal saham                           400.000           400.000                     34,5                 35,9
Laba di tahan                          179.880           183.200                     15,5                 16,4
Total modal sendiri                 579.880           583.200                      50                    52,3
Total hutang dan modal
sendiri                                   1.159.050        1.115.700                     100                  100


Tabel : Laporan Rugi / Laba PT. Ulung
Analisa perbandingan Common Size
PT. Ulung
Laporan Rugi / Laba
Tahun 2001, dengan perbandingan th 2000.( ribuan rupiah )

Common Size ( % )

Th 2001           th 2000            2001                2000
Penjualan barang                     2.550.500        2.089.500        100                  100
Harga pokok penjualan           1.800.000        1.670.000        70,6                 80
Laba kotor                               750.500           419.500           29,4                  20
Biaya pemasaran                      210.000           139.000           8,2                   6,7
Biaya perjalanan dinas                50.500               40.000          2                      1,9
Biaya bunga                               60.500               55.500          2,4                   2,6
Biaya operasi lainnya                  80.500               75.500          3,2                   3,6
Total biaya operasi                  401.500               310.000           15,8                 14,8
Laba operasi ( sebelum pajak ) 349.000             109.500           13,6                 5,2
Pajak                                       104.700                32.850          4,1                   1,6
Laba bersih                              244.300                76.650          9,5                   3,6
______________________________________________________________________

Analisa Common Size tahun 2000 ( Neraca PT. Ulung )

Dari total aktiva yang di miliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya 34,8 % dan aktiva tetapnya 65,2 %. Dari aktiva lancar yang dimiliki, komponen persediaan merupakan yang terbesar, yaitu : 18,9 %, terus berturut – turut piutang, investasi pada surat – surat berharga, biaya yang dibayar di muka, dan terakhir komponen kas. Begitu juga dalam komponen aktiva tetap, komponen mesin dan peralatan merupakan yang terbesar, yaitu ; 40,7 %, terus berturut – turut komponen tanah, bangunan dan inventaris kantor. Pada struktur pembiayaan PT. Ulung, terlihat bahwa 47,7 % perusahaan di biayai dengan hutang, dan 52,3 % di biayai dengan modal sendiri. Dari komponen hutang, maka hutang jangka panjang merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 19,8 %, diikuti oleh hutang wesel, hutang bank jangka pendek, hutang dagang, dan terakhir hutang gaji. Dari struktur modal sendiri, komponen modal dalam bentuk saham sebesar 35,9 %, dan sisanya dalam bentuk laba di tahan, yaitu sebesar 16,4 %.


Analisa Common Size tahun 2001 ( Neraca PT. Ulung ).

Pada tahun 2001, dari total aktiva yang dimiliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya sebesar 34,5 %, dan aktiva tetap sebesar 65,5 %. Hal ini tidak terlampau berubah, bila di bandingkan dengan komposisi pada tahun sebelumnya. Begitu juga pada pos aktiva lancar, komponen persediaan tetap yang terbesar, yaitu : 18,5 %, dan secara berturut – turut komponen piutang, investasi pada surat – surat berharga, kas, dan terakhir pada biaya di bayar di muka. Pada komponen aktiva tetap, komponen mesin dan peralatan tetap yang terbesar, yaitu : 42,3 %, dan diikuti berturut – turut komponen tanah, bangunan, dan inventaris kantor. Dari struktur pembiayaan, PT. Ulung di belanjai dengan hutang sebesar 50 % dan 50 % dari modal sendiri. Dari total hutang, tetap hutang jangka panjang yang terbesar, yaitu : 18,6 %, seterusnya diikuti oleh hutang wesel, hutang bank jangka pendek sama dengan hutang dagang, dan terakhir hutang gaji.

Pada struktur modal sendiri, komposisi antara modal saham dengan laba yang di tahan hampir sama dengan tahun sebelumnya, yaitu : 34,5 % modal saham, dan 15,5 % dalam bentuk laba yang di tahan.


Analisa Common Size tahun 2000 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )
Pada komponen laporan rugi / laba, dari total penjualan PT. Ulung, 80 % merupakan komponen harga pokok penjualan, dan 20 % merupakan laba kotor. Berturut turut, biaya pemasaran 6,7 % dari penjualan , biaya perjalanan dinas 1,9 %, beban bunga 2,6 %, biaya operasi lainnya 3,6 %, total biaya operasi 14,8 %, laba operasi sebelum pajak 5,2 %, pajak !,6 %, dan terakhir laba bersih 3,6 % dari penjualan yang diperoleh PT. Ulung.

Analisa Common Size tahun 2001 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )

Pada tahun 2001, proporsi komponen – komponen yang ada pada laporan rugi / laba terhadap penjualan mengalami perubahan yang cukup besar bila di bandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama pada komponen harga pokok penjualan, dari 80 % menjadi 70,6 %, laba kotor dari 20 % menjadi 29,4 %.

Komponan biaya – biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba operasi juga kenaikannya cukup besar, yaitu ; dari 5,2 % menjadi 13,6 %, pajak juga dari 1,6 % menjadi 4,1 % dan laba bersih dari 3,6 % menjadi 9,5 % dari total penjualannya.
Kenaikan dari komponen – komponen laba kotor, laba operasi dan laba bersih yang cukup besar, tidak lain disebabkan oleh kenaikan penjualan dan juga disebabkan oleh proporsi harga pokok penjualan yang mengalami penurunan, yaitu dari 80 % menjadi 70,6 % dari penjualan.

referensi :

1 komentar: